Isra Mi'raj dan kewajiban shalat oleh Muhammad Labib disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional.
Shalat merupakan hal yang agung dalam Islam, terjelma sebagai pondasi yang tanpanya sebuah bangunan dapat roboh. Rasulullah s.a.w. bersabda "siapa yang tidak menyia-nyiakan satupun dari kelima salat fardhu, maka Allah berjanji (lahu indallahi ahd) untuk masuk surga. Tapi bagi yang tidak melaksanakan
tidak ada janji; jika Allah menghendaki akan disiksa, dan jika menghendaki tetap dimasukkan sorga." (Au kamaa qaal. HR. Malik, Ahmad, Abu Dawud, Nasai, Ibnu Hibban, al-Hakim)
Bagi yang percaya akan kebenaran Allah dan Rasulnya, bahkan shalat sebenarnya dapat menghilangkan kesempitan hidup, disertai dengan usaha tentunya. Sebagaimana Rasulullah contohkan, saat keluarga beliau tertimpa sedikit kesulitan dalam hidup ini beliau perintahkan untuk melaksanakan shalat. Rasulullah lalu membaca ayat yang artinya (wallahu a'lam) "Perintahlah keluargamu untuk shalat! paksakan sabar untuk itu! Saya (Allah) tidak meminta rizki darimu. Kamilah yang memberimu rizki. Sedangkan hasil akhir hanyalah untuk yang bertaqwa." (QS Thaha: 132) (Cerita / Hadis ini diriwayatkan oleh Abdurrazzaq dalam kitab al-Mushannaf)
Saking agungnya shalat, instruksi kewajibannya pun diterima langsung oleh Rasulullah s.a.w. dari Allah s.w.t. tanpa pelantara Malaikat Jibril. Tapi tentunya seperti dalam sejarah, Malaikat Jibril tetap menemani Sang Nabi naik ke langit. Sejarah ini dikenal sebagai Isra Mi'raj yang diperingati setiap tanggal 27 Rajab.
Kisah itu bermula saat Baginda Nabi berbaring di Hijir Ismail, didatangi oleh seseorang dan tiba2 membedah dada Beliau, membersihkan hati beliau dengan wadah emas yang dipenuhi dengan iman. Setelah itu nabi diajak oleh Jibril menaiki Buraq menuju Masjidil Aqsha, dan dalam waktu yang sebentar, tibalah nabi di masjid tersebut. Setibanya di Masjidil Aqsha Nabi diajak menaiki langit satu persatu. Dengan keamanan yang ketat, setiap kali memasuki pintu langit Nabi dan Jibril ditanya siapakah gerangan yang datang. Tetapi setelah tahu bahwa yang datang adalah Baginda Agung Muhammad, maka diterima dengan seluruh penghormatan.
Langit demi langit dilewati oleh Nabi Muhammad s.a.w. bertemu dengan para nabi pendahulunya. Di langit 1, bertemu dengan Nabi Adam. Di langit 2, dengan Nabi Yahya dan Nabi Isa. Di langit 3, dengan Nabi Yusuf. Di langit 4, dengan Nabi Idris. Di langit 5, dengan Nabi Harun. Di langit 6, dengan Nabi Musa,
Nabi pun melanjutkan perjalanan ke langit ke7. Tetapi terhenti karena Nabi Musa menangis. Nabi Muhammad s.a.w. bertanya, "Kenapa engkau menangis (wahai Nabi Musa)?" Nabi Musa menjawab, "Betapa ada Nabi setelah aku, umatnya yang masuk sorga lebih banyak dari umatku".
Sesampainya Nabi Muhammad di langit ke7 terangkatlah pohon Sidratul Muntaha, berbuah sangat besar, berdaun sebesar telinga gajah. Di sana Nabi melihat 4 sungai. Dua diantaranya adalah sungai surga, sedang dua yang lain adalah sungai Nil dan Efrat.
Kemudian terangkatlah Baitul Ma'mur dan di depan Nabi tersaji arak, susu, dan madu. Nabi pun memilih susu. Dan Jibril berkata: itulah fitrah engkau dan umatmu.
Nabi pun bertemu Tuhannya dan menerima kewajiban 50 (LIMA PULUH) shalat. Sekali lagi LIMA PULUH SHALAT. Untungnya saat Nabi Muhammad turun dan bertemu Nabi Musa, Nabi Musa menasihati dan menganjurkan kepada Nabi Muhammad untuk kembali ke atas dan meminta keringanan, karena umat tidak akan mampu melaksanakannya. Nabi Muhammad melaksanakan anjurannya, dan meminta keringanan kepada Allah s.w.t. Allah pun menurangi 10 dan Nabi Muhammad turun.
Saat bertemu Nabi Musa, nasihat serupa terulang kembali. Dan nabi meminta keringanan kembali. Kejadian tersebut terulang beberapa kali hingga saat kewajiban shalat hanyalah 5 waktu dan Nabi Muhammad mendapat Nasihat dari Nabi Musa karena umat pun masih keberatan melaksanakannya, maka Nabi Muhammad sudah malu untuk meminta keringanan lagi. Nabi Muhammad bersabda "sudah saya meminta keringanan kepada Tuhanku, sampai-sampai saya malu. Saya sudah rela dan menerima."
Setelah Nabi Muhammad berlalu, beliau mendengar suara "Aku memberikan kewajibanku dan memberikan keringanan kepada hambaku." (Silakan lihat Bab Mi'raj dalam Kitab Bukhari)
Masyaallah, berbahagilah kita sebagai umat Muhammad mendapat Nasihat dari Nabi Musa a.s. Bayangkan jika beliau tidak memberikan nasihat tersebut, maka hari2 kita akan penuh dengan shalat. Bagus sih, tapi bagi yang mbalelo bukankah akan mendapat siksa lebih banyak karena meninggalkan 50 shalat. Dan beruntungnya lagi, shalat kita lima waktu ini ganjarannya sama dengan 50x shalatan karena Rasul bersabda "satu kebaikan (diganjar) dengan 10 kali lipatnya" (HR Bukhari bab husnu islamil mar'i)
Masyaallah rugi banget bagi yang tidak melaksanakan shalat. Hidupnya terkatung2 apakah nanti masuk surga atau tidak. Tapi bagi yang melaksanakan dengan penuh syarat dan rukun, apalagi dengan khusyu'nya hati, maka Allah menjanjikan sorga baginya?
Masihkah anda punya qadla shalat??? Masyaallah la haula wala quwwata illa billah.
Langit demi langit dilewati oleh Nabi Muhammad s.a.w. bertemu dengan para nabi pendahulunya. Di langit 1, bertemu dengan Nabi Adam. Di langit 2, dengan Nabi Yahya dan Nabi Isa. Di langit 3, dengan Nabi Yusuf. Di langit 4, dengan Nabi Idris. Di langit 5, dengan Nabi Harun. Di langit 6, dengan Nabi Musa,
Nabi pun melanjutkan perjalanan ke langit ke7. Tetapi terhenti karena Nabi Musa menangis. Nabi Muhammad s.a.w. bertanya, "Kenapa engkau menangis (wahai Nabi Musa)?" Nabi Musa menjawab, "Betapa ada Nabi setelah aku, umatnya yang masuk sorga lebih banyak dari umatku".
Sesampainya Nabi Muhammad di langit ke7 terangkatlah pohon Sidratul Muntaha, berbuah sangat besar, berdaun sebesar telinga gajah. Di sana Nabi melihat 4 sungai. Dua diantaranya adalah sungai surga, sedang dua yang lain adalah sungai Nil dan Efrat.
Kemudian terangkatlah Baitul Ma'mur dan di depan Nabi tersaji arak, susu, dan madu. Nabi pun memilih susu. Dan Jibril berkata: itulah fitrah engkau dan umatmu.
Nabi pun bertemu Tuhannya dan menerima kewajiban 50 (LIMA PULUH) shalat. Sekali lagi LIMA PULUH SHALAT. Untungnya saat Nabi Muhammad turun dan bertemu Nabi Musa, Nabi Musa menasihati dan menganjurkan kepada Nabi Muhammad untuk kembali ke atas dan meminta keringanan, karena umat tidak akan mampu melaksanakannya. Nabi Muhammad melaksanakan anjurannya, dan meminta keringanan kepada Allah s.w.t. Allah pun menurangi 10 dan Nabi Muhammad turun.
Saat bertemu Nabi Musa, nasihat serupa terulang kembali. Dan nabi meminta keringanan kembali. Kejadian tersebut terulang beberapa kali hingga saat kewajiban shalat hanyalah 5 waktu dan Nabi Muhammad mendapat Nasihat dari Nabi Musa karena umat pun masih keberatan melaksanakannya, maka Nabi Muhammad sudah malu untuk meminta keringanan lagi. Nabi Muhammad bersabda "sudah saya meminta keringanan kepada Tuhanku, sampai-sampai saya malu. Saya sudah rela dan menerima."
Setelah Nabi Muhammad berlalu, beliau mendengar suara "Aku memberikan kewajibanku dan memberikan keringanan kepada hambaku." (Silakan lihat Bab Mi'raj dalam Kitab Bukhari)
Masyaallah, berbahagilah kita sebagai umat Muhammad mendapat Nasihat dari Nabi Musa a.s. Bayangkan jika beliau tidak memberikan nasihat tersebut, maka hari2 kita akan penuh dengan shalat. Bagus sih, tapi bagi yang mbalelo bukankah akan mendapat siksa lebih banyak karena meninggalkan 50 shalat. Dan beruntungnya lagi, shalat kita lima waktu ini ganjarannya sama dengan 50x shalatan karena Rasul bersabda "satu kebaikan (diganjar) dengan 10 kali lipatnya" (HR Bukhari bab husnu islamil mar'i)
Masyaallah rugi banget bagi yang tidak melaksanakan shalat. Hidupnya terkatung2 apakah nanti masuk surga atau tidak. Tapi bagi yang melaksanakan dengan penuh syarat dan rukun, apalagi dengan khusyu'nya hati, maka Allah menjanjikan sorga baginya?
Masihkah anda punya qadla shalat??? Masyaallah la haula wala quwwata illa billah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar